World Clean-up Day, Upaya Membangun Kesadaran Masyarakat Pentingnya Kebersihan


Dulu telinga saya akrab dengan istilah jumat bersih. Khususnya semasa sekolah di mana setiap jumat pagi para siswa diwajibkan membersihkan halaman sekolah dan memastikan area kelas dan sekitarnya bebas sampah. Sekarang, tidak semua sekolah menerapkan istilah tersebut.

Beberapa pihak sekolah menyebutkan bahwa setiap hari adalah hari bersih-bersih karena siswa telah diberi jadwal piket. Dulu juga begitu, ada jadwal piket kok. Tapi sekarang, sekolah telah mempekerjakan lebih banyak orang sebagai pegawai kebersihan. Bahkan membagi secara khusus siapa yang membersikan apa dan melakukan apa. Kan para siswa tugas pokoknya adalah belajar.

Maka tak jarang sampah berserakan di kolong meja. Tak ada yang peduli, bersikap sangat cuek. Siswa yang bertugas piket terlambat datang. Ada yang cepat datang tapi belum menyelesaikan PR. Baru dibersihkan ketika guru menegur. Siswa kehilangan kesadaran pentingnya kebersihan.

Hari ini, ada aksi bersih-bersih terbesar serentak dilakukan 157 negara, World Clean Up Day (WCID). Daerah di seluruh Indonesia terlibat aksi baik ini, 34 provinsi. Tercatat pula ada 13 juta relawan. Betapa senang hati mengetahuinya.

Tahun 2019, WCID mengusung tema "clean up for peace" yang bertujuan melakukan aksi bersih-bersih lingkungan sekaligus menebar kedamaian. Sebab, relawan yang terlibat dalam aksi baik ini berasal dari berbagai kalangan, usia dan status sosial. Berbaur dalam suasana heterogen demi kebersihan lingkungan yang merupakan tanggung jawab bersama.

Di daerah saya, Sulawesi selatan, semua kabupaten turut andil dalam aksi ini. Sejak Juni lalu sudah mengumumkan keikutsertaan dan membuka kesempatan untuk kordinator lapangan. Baru menjelang aksi kemudian membuka kesempatan menjadi relawan dan saat hari H ramai!

Di kota tempat saya tinggal, Makassar,  ada tiga titik lokasi aksi: Pulau Lae-lae, Pulau Bangkoa dan sekitar Kampung Popsa. Titik kumpul bertempat di Pantai Losari sejak jam enam pagi. Jika biasa, seruan "merahkan Makassar" diteriakkan untuk mendukung tim sepak bola kebanggan masyarakat, PSM. Hari ini seruan itu boleh diteriakkan untuk menyemangati para relawan yang serempak berbaju merah sambil menenteng karung sampah.

Kegiatan berakhir menjelang siang. Karung-karung sampah dikumpul, banyak sekali! Terima kasih mesti dihatur sebanyak-banyaknya untuk semua orang yang terlibat: anak-anak, para ibu, para bapak, anggota komunitas, anggota organisasi dan semua! Kegiatan sekali setahun ini memang tidak bisa seketika menjadikan lingkungan bersih untuk seterusnya. Namun setidaknya, aksi ini menjadi edukasi massal untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kebersihan.

Tidakkah kita merasa sedih jika telah susah payah memungut sampah hingga bagian paling kecilnya lalu esok hari mendapatinya penuh sampah? Kegiatan ini juga dalam rangka mengajak masyarakat agar mengurangi pemakaian plastik sehingga sebagai masyarakat yang sadar dan teredukasi diharapkan mampu mengajak yang lainnya. Bersama-sama sadar pentingnya menjaga kebersihan dan mengurangi penggunaan sampah plastik.*(Na/21919)

8 komentar

  1. Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah laut. Semoga hewan-hewan laut selalu dalam lindungan-Nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar dan salah satu langkah untuk melindungi hewan laut adalah mengurangi penggunaan sampah plastik khususnya yang sekali pakai, karena sampah orang indonesia kebanyakan berakhir di laut, bukan didaur ulang.

      Hapus
  2. MasyaAllah.. aku suka kak,tulisan mengenai inii hehehe

    BalasHapus
  3. Setuju...kalo mau belanja bawa bungkusan sendiri...

    BalasHapus
  4. Plastik, salah satu sumber masalah yang masih sulit dihindari..

    Sekarang serba praktis dengan menggunakan kemasan plastik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, harus mencari solusi alternatif. Jika tidak, berarti harus siap mengurangi pemakaian plastik

      Hapus