Ingin Berubah, Sudah Seberapa Jauh?

Lihat lebih dekat

Melihat ke dalam diri lalu menanya; telah berapa lama meniatkan perubahan dan berapa banyak dari sedikit perubahan yang direncanakan itu berhasil dilakukan? Jika menjawabnya perlu waktu lama, mungkin kita masih di tempat yang sama. Kadang, kita menunda karena menunggu momen yang tepat. Momen yang mana? Pergantian tahun? Ulang tahun? Atau apa? 


Kadangkala, sebuah kejadian membuat kita merenung lama. Membawa kita berkontemplasi ke masa tertentu hingga kita berpikir harus berubah sebab merasa bahwa masih kurang baik. Merasa bahwa hikmah kejadian buruk adalah teguran Tuhan agar segera menjadi lebih baik.

Momentum tahun baru hijriah sepekan lalu sejujurnya ingin saya jadikan momen tuk memulai perubahan. Bukan karena menunggunya tiba, tapi bertepatan dengan kehendak move-on setelah sebuah tragedi. Setiap waktu dapat menjadi awal memulai perubahan diri. Karena sesungguhnya kita memang tidak pernah lebih paham kapan waktu yang tepat selain menyegerakan. Di samping bahwa niat itu mudah, berencana sedikit mudah, tapi mewujudkannya selalu berlapis-lapis sulitnya. Lebih-lebih lagi jika ingin istiqamah.

Beberapa hari lalu, saya membaca sebuah buku motivasi-perubahan disertai praktik. Satu bab dalam buku tersebut membahas tentang  perubahan beserta kiat memulainya. Dituliskan bahwa berubah itu sulit dilakukan jika tidak biasa. Saya menggaris bawahi semua kiat untuk memulai perubahan; memulai dengan hal kecil, memulai dengan segera.

Penulis menceritakan langkah awalnya membiasakan perubahan dengan melakukan hal-hal sederhana. Ia ingin terbiasa meminum air setiap pagi. Maka setelah bangun tidur, ia meminum segelas air putih. Begitu terus sampai ia terbiasa. Setiap bangun pagi langsung mencari segelas air untuk minum. Ia berhasil, setelah 30 hari merutinkan diri. Kita pun bisa melakukannya. 


Misalnya jika kita ingin berubah menjadi orang yang lebih rajin menulis. Bisa dimulai dengan sebuah waktu penanda. Jika penulis menandai waktu perubahannya adalah "setiap bangun pagi", kita bisa memulai dengan menentukan waktu misalnya seusai makan siang kita akan langsung menulis. Rutinkan setiap hari bahwa setelah makan siang adalah waktu untuk menulis. Begitu terus sampai sebulan ke depan. Kita akan menjadi terbiasa

Konsistensi juga bermain peran penting dalam keberhasilan perubahan. Kita bisa melibatkan teman atau orang terdekat untuk memantau perubahan kita, mengingatkan kita untuk konsisten pada niat untuk berubah. Perlu pula mencatat perkembangan diri dalam melaksanakan proses perubahan. Dilaksanakan atau tidak, tetap harus dicatat sehingga bisa menjadi evaluasi diri.


Saya tengah berusaha membangun kebiasaan positif yang diadaptasi dari buku tersebut. Saya akan mereview khusus buku tersebut. Semoga nanti saya bisa membagikan perubahan positif yang berhasil saya lakukan.

Semoga langkah kita dimudahkan menuju kebaikan. Lalu diistiqamahkan dalam jalan kebenaran. Semoga niat berubah menjadi baik tidak sekadar niat, supaya kelak ketika "bercermin" kita bisa melihat diri kita yang baru.* (Na/12919)

2 komentar

  1. berubah: mulai dari diri sendiri, dari hal kecil, dan dari sekarang. Terima kasih atas pengingatnya, Kaaak~

    BalasHapus
  2. Sama-sama. Terima kasih sudah membaca ;)

    BalasHapus