Tim Thomas Indonesia Kembali Puasa Gelar

Perhelatan Thomas dan Uber Cup 2016 di Khunshan, China memang sudah sepekan lalu berakhir (16-22/05). Tapi sepertinya, masih banyak orang-orang Indonesia yang mungkin badminton lovers sejati yang belum bisa move-on. Kuakui, momen TUC 2016 itu adalah kesempatan berharga bagi Indonesia untuk kembali merebut piala Thomas setelah tujuh kali puasa gelar. Sebab di TUC 2016, Indonesia berhasil sampai ke final setelah mengalahkan Korea Selatan, lawan yang tangguh, di semifinal. Lalu berhadapan dengan Denmark di final di mana sebenarnya bila dibandingkan dengan Korea Selatan atau Tiongkok, Denmark tidak begitu ‘dikhawatirkan’, bahkan di-underestimate akan sampai di final.

Tim Thomas Indonesia
Oiya, ada kejadian dramatis kayak begini juga yang bikin sedih karena jadi pemecah konsentrasi Tommy :(
Ayoooo.... Indonesia bisaa....
Indonesia sebenarnya sudah tampil baik saat berjuang melawan Denmark, hingga partai ke-empat nilainya imbang 2-2. Poin penentu kemenangan ada ditangan partai terakhir, Ihsan Maulana melawan Hans Vittinghus. Namun sayang sekali, perjuangan Ihsan tidak membuahkan kemenangan. Lalu untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia bulutangkis, Denmark menggenggam piala Thomas!!! Tahun 2016 menjadi tahun bersejarah bagi tim Denmark sejak digelarnya piala bergengsi untuk penghargaan tertinggi bagi tim bulutangkis putra dan putri pada tahun 1949. Congratulation! Jelas sekali ekspresi kebahagiaan yang nampak pada semua anggota Tim Denmark.  Mereka amat bahagia!


Tim Denmark yang berbahagia
Tim Indonesia sebagai Runner-up
Jelas pula ekspresi kekecewaan yang tergambar di wajah Ihsan Maulana dan beberapa anggota Tim Indonesia. Saya telah menangkap beberapa ekspresi kekecewaan sebelum akhirnya Indonesia dipastikan kalah. Saya agak kasihan melihat Ihsan yang bermain tidak lepas. Jelas sekali bahwa dirinya merasa memikul beban. Beberapa kali dia terjatuh dengan ‘dramatis’. Bahkan sampai penyerahan medali runner-up, wajahnya masih saja kecewa. Duh, saya yang kecewa jadi kasihan padanya.
No commentlah kalo udah kayak gini mah!
Ekspresinya Ihsan
Memang, dua poin yang dimiliki Indonesia adalah sumbangsi dari kedua tim ganda putra dan dua poin lainnya gagal diraih tim tunggal putra. Tim tunggal putra di sini, kecuali Tommy Sugiarto, adalah pemain muda yang rentang usianya 18-20 tahun. Pengalamannya masih minim bila dibandingkan lawan mereka, tim tunggal putra Denmark, yang peringkatnya juga sudah masuk 10 besar dunia. Jadi menurutku, perjuangan tim Indonesia yang berhasil sampai final dengan komposisi pemain muda yang mendominasi, itu adalah sebuah  hal yang membanggakan sekaligus pemacu semangat dan starter yang baik.

Hendra/Ahsan mengalahkan Mads/Mads
Angga/Ricky menyumbang poin untuk Indonesia
Tentu saja, semua hal yang terjadi di TUC 2016 bisa jadi pengalaman berharga untuk mereka. Apalagi saat melawan tim Denmark adalah pertemuan perdana para pemain muda Indonesia. Mereka pasti jadi lebih belajar tentang cara bermain lawan. Ahh… pokoknya badminton lovers Indonesia dan segenap warga Indonesia mendoakan untuk pencapaian gelar ke-14 dua tahun mendatang. J


Salah satu meme dari fans bulutangkis  Indonesia
Pemain muda yang siap berjuang untuk Indonesia
SEMANGAT TIM INDONESIA!!!
TUC 2016 adalah langkah dari setiap langkah untuk mematangkan pemain-pemain muda Indonesia, baik permainan, performa, dan terlebih pada mental. Ya, mental pemain muda Indonesia menurutku masih kurang stabil, agak gampang menyerah dan pesimis saat poinnya tertinggal jauh. Ahh~ semoga pemain-pemain Indonesia bisa tetap melaju mengharumkan nama Indonesia. Untuk pemain-pemain di luar sana, pemain muda Indonesia akan datang bisa jadi sebagai lawan terberat dan ancaman loh. Semoga dan semoga ini pula berlaku dan diperjuangkan penuh oleh tim bulutangkis putri Indonesia.:D***

Gambar: @INAbadminton, @badmintontalk, @bultangkisri on Twitter

@NN@ - @Mysweetest Palace
rasa campur aduk
late post

0 komentar