"TWENTY": In 'That' Way
Usia
duapuluhan adalah usia dimana seseorang mulai aware terhadap masa depannya. Orang-orang mulai berpikir akan
kemana setelahnya, akan melakukan apa, dan akan menghasilkan apa. Intinya,
semua berkaitan tentang masa depan yang menyenangkan dan keberlangsungan hidup.
Mungkin itu yang melatarbelakangi film korea berjudul “Twenty”. Ini film korea
pertama yang saya tonton di awal tahun 2016 yang rilis pertama kali pada bulan
Maret 2015. Film ini mengisahkan tentang tiga lelaki yang akan lulus SMA dan
belum memikirkan tindakan yang mereka lakukan setelahnya. Ketiganya adalah Chi
Ho diperankan oleh Kim Wo Bin, Gyung Jae diperankan Kang Ha Neul, dan Dong Wo diperankan Lee Joon-Ho.
Setelah lulus SMA, mereka malah bingung akan kemana. Ilustrasinya,
mereka bertiga berada di satu jalan yang sama, lalu dihadapkan oleh tiga cabang
jalan. Mereka mulai melangkah di jalan yang berbeda. Itu menggambarkan bahwa
ketiganya memiliki rencana yang berbeda. Gyung Jae memutuskan untuk melanjutkan
studinya di perguruan tinggi; Dong Woo ingin meneruskan bakatnya sebagai
komikus, tetapi terpaksa bekerja di sebuah rumah makan untuk menghidupi ibu dan
ketiga adiknya yang telah ditinggalkan oleh Ayahnya; dan Chi Ho berusaha untuk
menyenangkan dirinya.
Film ini bergenre komedi romantis yang lebih banyak memberi ruang pada
fokus kehidupan Chi Ho yang berusaha untuk menyenangkan dirinya, dengan cara
berusaha mendekati wanita lain yang lebih cantik dari pacarnya. Ia sangat ingin
melakukan seks karena menganggap bahwa melakukannya adalah tanda kedewasaan dan
merasakan kesempurnaan hidup. Malah, Chi Ho menyarankan temannya untuk mencoba
hal tersebut. Tetapi kedua temannya ini tidak pernah mendekati wanita, sehingga
Chi Ho lah yang harus mencontohkannya. Hingga film ini berakhir, mereka bertiga
gagal melakukannya. Fokus penonton pada film ini seharusnya bukan pada
keinginan mereka untuk melakukan seks. Meskipun, keinginan Chi Ho terhadap seks
sangat membuncah dan penuh ambisi. Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari
125 menit durasi yang berjalan.
Chi Ho yang pengangguran hanya bersantai di rumah tanpa ada aktivitas
yang berarti. Adegan lucu adalah saat Chi Ho harus merengek kepada orangtuanya
untuk diberi uang jajan dan ngambek karena tidak diberi. Suatu hari, ia
menabrak seorang wanita yang akan ikut casting
film. Wanita itu menuntut ganti rugi. Chi Ho menawarkan untuk menjadi
asistennya selama syuting, sekaligus memanfaatkan kesempatan mendekati wanita
itu. Wanita itu tahu gelagatnya dan menolak serta bersikap sangat judes. Pada
akhirnya, dia luluh juga karena Chi Ho tetap bersikap baik padanya. Mereka pun
jadian. Hubungannya tak berlangsung lama, sebab wanita itu memutuskan Chi Ho.
Dia merengek untuk balikan tapi wanita itu berkeras untuk menyudahi. Di hari lain, wanita itu malah datang untuk
balikan. Namun, Chi Ho telah menutup hati, sebab wanita itu datang karena ingin
memanfaatkan jabatan Ayahnya untuk kepentingan sebagai bintang iklan produknya.
Gyung Jae naksir seniornya yang cantik dan cerdas. Saat mereka telah
dekat, dia malah patah hati karena ternyata seniornya itu telah memiliki
kekasih yang merupakan dosennya yang telah menikah—wanita selingkuhan. Sementara
Dong Woo menjalani hidupnya sebagai pekerja dan terus dikuntit oleh adik Gyung
Jae yang ternyata naksir kepadanya. Di rumahnya, Dong Woo sebenarnya agak
jengkel kepada adik-adiknya yang selalu bersemangat menghabiskan makanan yang
dibawanya tanpa menyisakan untuk Ibunya. Hingga akhirnya Ibunya malah sakit
tetapi bertingkah seolah dia baik-baik saja.
Mereka bertiga selalu berkumpul untuk bertemu dan membicarakan perihal
hidup mereka di sebuah kedai minum. Di tempat itu, hadir pula mantan pacar Chi
Ho sedari SMA yang merupakan teman ketiganya, So Min diperankan Jung So Min dan
adik Gyung Jae. So Min baru saja diputuskan pula oleh Chi Ho yang sebenarnya
tidak menerima keputusan itu. Saat itu, mereka tengah depresi akan hidupnya
karena apa yang mereka rencanakan masing-masing tidak satu pun terwujud. Mereka
saling mengejek atas kepedihan hidup yang dialami, tetapi diakhir pembicaraan
malah saling menyemangati.
Gyung Jae akhirnya jadian dengan So Min yang sama-sama patah hati saat
itu. Ternyata cinta mereka terpendam sejak SMA. Dong Woo ditawari bekerja di
perusahaan Pamannya untuk kelak menjadi penerusnya, juga jadian dengan adik
Gyung. Chi Ho? Karena sering di lokasi syuting, dia mendekati sutradara dan membicarakan
ide film tentang ‘cabe’-_-‘’. Dia berniat menjadi sutradara dan kejadian yang
ditampilkan menggelitik penonton. Mereka sampai ditahap ‘menemukan’,
ilustrasinya; bahwa ternyata mereka belum bergerak di tiga cabang jalan yang
mereka pijaki. Mereka baru melangkah satu kali dan belum benar-benar berjalan
menempuh jalan yang dipilihnya. Setelah penemuan itu, mereka pun mulai
berjalan.
Itulah pentingnya berhenti sejenak saat lelah atau bosan. Menengok kembali sudah seberapa jauh melangkah, sebab jangan-jangan kaki masih berpijak di tempat awal dan tidak bergerak hingga tujuan tak kunjung nampak. Dari film saya menyimpulkan bahwa tidak semua yang direncanakan dapat berjalan mulus. Ada hal-hal yang terjadi diluar ekspektasi, tentu mengecewakan, tetapi ternyata itu lebih baik dan membahagiakan akhirnya. “Twenty” mendorong untuk tetap semangat, memanfaatkan usia muda sebaik-baiknya (untuk kebaikan) dan berkarya.***
Gambar: Dramafever
@NN@ - @My Sweetest Palace
2601162004
Full of funny but some sensors
0 komentar