Rindu dan Apa yang diImpikan

Kukira berpisah bukanlah sebuah hal baru. Ia telah lama menjadi kebiasaan yang bahkan membuat lupa bahwa kedua insan yang tengah saling merindu berada dalam rentangan jarak beribu kilometer jauhnya. Maka tetaplah berada dalam khidmat merindu dalam kebisuan sebab sebenarnya ada setitik angin yang terbawa oleh rindu yang kau curahkan pada langit yang kau tatap, tanah yang kau pijak, pula udara yang kau hirup mengirimkan gelombang rindumu. 

*

Meresahkan antara harus memilih ini atau itu. 
Sebuah pilihan harus segera kuputuskan. Saat sebuah pilihan akhirnya kuputuskan. Ternyata, keadaan belum sepenuhnya langsung mendukung. Ada hal-hal yang harus dilakukan dahulu untuk menguatkan tekad memilihnya. Sayang, keraguan menyerang hingga semangat muncul hilang dipermukaan perjuangan. Masih seperti garis putus-putus. Bahkan terkadang ada spasi yang begitu panjang merentangi garisnya. Maka kubiarkan waktu yang membawa arusku. Dimana sebuah celah muncul, kubiarkan diriku memasukinya. Mencoba untuk menemukan apakah ada jalan panjang menuju cahaya didalamnya. Saat sebuah celah sedikit memberi kelapangan, kutelusurilah ia. Kuberkata, ini hanya sementara saja. Jalani dulu. 
*

Cobalah meyakinkan diri bahwa apa yang tengah terjadi dan dijalani adalah buah dari keputusan pribadi. Sumbernya dari hati yang tidak dipengaruhi oleh gengsi dan egoisme. Bukan sekadar keputusan yang mendesak untuk dapat berjaya karena melihat kejayaan oranglain. Mimpi yang dalam proses untuk diwujudkan adalah benar-benar mimpi yang diidamkan sejak dahulu. Bukan sekadar ikut-ikutan saat orang lain berhasil mewujudkan mimpi yang berbeda. Yakin bahwa setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing menuju kebahagiaan. Titik yang pada akhirnya adalah sama. Perjuangan, pembaktian, dan ketahanan dirilah bekal mencapai titiknya.

@NN@ - @My Sweetest Palace
Tulisan pertama di tengah malam 
Bulan Januari 20160024
Penuh harap dan doa


0 komentar