Single Coconut

Makassar, 9 Januari 2016

Sebuah nomor telepon rumah terdaftar di layar handphoneku sebagai missed call. Siapa? Selang beberapa detik nomor Kak Ifa terpampang di layar, memanggil…

“Halo, hari ini ke sekolah, kan?” Kalimat itu menyentakku.

“Oh hari ini sudah mulai kelas NBS lagi Kak?” Jawaban di seberang sana mengiyakan, jujur saja diluar harapanku sebab saya tak tahu jika ternyata kelas NBS telah mulai pekan ini dan saya belum menyiapkan materi ajar berdasarkan silabus NBS—setidaknya persiapan akan membimbing adik-adik dengan apa dan bagaimana. Pesanku tidak dibalas oleh dua rekan relawan NBS Paccinang kelas pagi. Sepertinya saya akan mengisi kelas sendirian hari ini. Batinku.

Kelas adik-adik akan kosong hingga jam pulang. Mereka hanya diberi tugas LKS oleh wali kelas dan dikerjakan hingga jam pulang. Sebenarnya itu berita bagus, jadi kakak relawan bisa belajar lebih banyak bersama adik-adik tanpa mempermasalahkan waktu. Hanya saja, sendiri di pertemuan pertama setelah libur tanpa persiapan itu, membuat semuanya menjadi kurang termanfaatkan. Hhh… salahku yang mungkin saja tak membaca postingan jadwal dengan baik sehingga melupakannya.

Kelas NBS diawali dengan games gerakan disertai nyanyian c-o-c-o-n-u-t *(bila anda tahu berarti masa kecil anda bahagia XD)*. Bergerak membentuk kata coconut dengan mengeja tiap hurufnya. Ini games yang saya contek dari Vivi saat pemberian baju seragam untuk adik-adik di Barru. Saya amat payah masalah games *(bukan berarti masa kecil saya tak bahagia)*. Adik-adik terlihat amat antusias. Mereka berusaha membentuk huruf per huruf “coconut” tanpa salah dan bergerak lebih cepat setiap mengulangnya. Beberapa adik naik ke depan kelas membimbing temannya bergerak. Mereka tertawa-tawa saat mengetahui salah membentuk huruf atau terlambat membentuk huruf dan tidak seirama dengan gerakannya. Selain sebagai penghibur, games ini melatih sinkronisasi antara gerakan tubuh dan otak.

Saya mereview materi yang telah diberikan selama pertemuan NBS. Ternyata adik-adik masih mengingatnya, termasuk mengingat aturan pertama yang disepakati selama belajar. Sayangnya, tidak sedikit pula yang lupa beberapa materi yang telah diberikan, seperti penulisan tanda baca. Ada beberapa adik yang lupa cara menggunakan tanda petik dan tanda koma. Sepertinya mereka menghapal kalimat yang pernah dituliskan tetapi ternyata salah menempatkannya. Ada adik yang menulis: “kemarin kamu, dimana”. Saya ingat materi penggunaan tanda koma memang hampir berkalimat seperti itu, tetapi masih ada lanjutannya yang menunjukkan penggunaan tanda koma dengan baik. Saat saya melemparkan jawaban ini kepada adik-adik, jumlah yang mengatakan benar dan salah pun berimbang. Ketika diminta untuk mengoreksi jawaban, mereka malah malu-malu. Akhirnya, Isnan memberanikan diri mengacung telunjuk dan menulis kalimat lainnya yang berbunyi: ibu pergi ke Mall membeli baju, celana, dan topi.

         Saya menanyainya, “Untuk apa tanda koma digunakan?” dia menjawab, “Untuk merincikan kata-kata.” 

            Adik-adik yang lain langsung menyahut, “Ya yang begitu kumaksud, Kak!”

       “Jadi sudah ingat cara penggunaannya?” Mereka kompak menjawab ya dan saya benar-benar berharap YA.

          Saya juga mereview penggunaan kata depan di, ke, dan dari yang masih banyak disalahtuliskan oleh adik-adik. Banyak saya jumpai ditulisan mereka sebelumnya yang menyambung kata di dengan nama tempat. Padahal, seharusnya di/ke/dari + nama tempat ditulis secara terpisah. Mereka menyahut telah mengerti dan saya benar-benar berharap mereka sungguh telah mengerti sebab materi ini telah dijelaskan sebelumnya. Akhirnya, saya membagikan mereka kertas. Seharusnya kertasnya berwarna dan bergambar, tetapi karena kertas itu berada ditangan kakak relawan lainnya, maka kertas putihlah yang digunakan. Di kertas putih itu, mereka harus menuliskan cerita tentang apa yang mereka lakukan selama masa liburan. Di awal kelas, mereka banyak yang mengatakan bahwa liburannya sangat mengasyikkan karena mengunjungi tempat rekreasi dan ada pula yang hanya tinggal di rumah tetapi tetap merasa bahagia. Saya berharap mereka mengaplikasikan materi yang telah mereka terima sebelumnya dan juga yang telah direview. Jadi, kata ya yang mereka gemakan benar-benar terbukti.***

@NN@ - @My Sweetest Palace
1401162032
Kelas dua pekanan
Relawan tunggal

0 komentar