REVIEW BLOG SOBAT: Marwa dan Kerinduannya


 Tampilan blog Marwa

Sebenarnya saya telah menulis review blognya Marwa, pemilik akun Marwatimuslimin.wordpress.com. Saya mereview hal yang membuat blognya menonjol saat pertama kali mengunjungi berandanya. Berkenaan dengan keunikan kampung halamannya, Jeneponto, yang ia angkat ke mata dunia. Keunikan dan kekayaan alam yang masih belum banyak diketahui orang dan langsung mendapat tanggapan antusias dari para Blogger melalui komentar-komentarnya.

Menurutku, Marwa boleh juga jadi duta pariwisata Jeneponto, baru saja mengungkap dua hal menarik (Pasar Kuda dan salah satu objek wisata pantai) sudah mengundang antusiasme orang awam untuk mau berkunjung. Bagaimana jika seandainya Marwa mengungkap lebih banyak lagi surga tersembunyi lainnya? Mungkin pemerintah daerahnya akan berpikir ulang untuk memperbaiki objek wisatanya menjadi lebih layak dikunjungi khalayak. Sayangnya, kedua tulisan ini tiba-tiba menghilang dari blognya (meski sudah mengklik link move-nya), sehingga saya tak dapat melanjutkan review lebih jauh.

Beberapa orang senang mengungkapkan isi hatinya melalui tulisan yang dapat dibaca publik. Marwa salah satunya. Beberapa konten blognya berisikan ungkapan perasaannya seperti tulisan berikut:

"Hati sepi merindui hati yang terpatri dalam nurani
Menghadirkan kekosongan yang haus akan senyuman
Ia perindu namun terbalas oleh ragu
Semburat jingga petang tak dapat mengaburkan rindu yang meradang
Mencoba menahan rasa agar tak bersuara
Namun riuh berteriak lantang hingga nyalang
Mencumbu rindu, menuntut raga agar bertemu"

“Tentang rindu” mengungkapkan bahwa ia tengah dilanda perasaan yang amat tak dapat dibendung bernama rindu, lantas ia tak jua bertemu. Sungguh perasaan yang amat memilukan. Dari beberapa tulisannya, terungkap bahwa dirinya adalah penyuka puisi. Beberapa tulisan lainnya mengikuti diksi layaknya puisi yang menyimpan makna tersirat.

"…Tuhan aku rindu dalam rinduku, teramat sangat rindu
Rindu bertemu dengan-Mu dan dan rindu bertemu dengan adam-Mu itu
Aku bisa menemui-Mu malam ini, tapi tidak dengan ia…"

Mungkin saja “Tentang Rindu” punya korelasi objek yang sama dengan “Kutitip Ia Selagi Aku Memantaskan Diri”. Keduanya bercerita tentang rindu kepada seseorang, rindu yang jelas ditujukan kepada siapa, ada pada tulisan kedua. Marwa sepertinya senang menuliskan perihal rindu, seperti “Setidaknya Aku Tak Merasa Sakit Lagi”. Ia mengungkapkan rindu yang tak terbalas. Lariknya menggambarkan sebuah perasaan terluka yang disampaikannya kepada Tuhan. Kuakui bahwa tak ada obat mujarab pengobat rindu selain berjumpa. Perihnya, jika tak tahu dimana bisa bertemu.

Bukan hanya tentang ungkapan perasaan pada seseorang yang masih belum jelas keberadaannya. Marwa juga menuliskan perasaannya pada sahabatnya dalam “Persahabatan atau Persaudaraan?” yang ia jelaskan bahwa persahabatan sebenarnya telah selayaknya hubungan persaudaraan. Dirinya menyampaikan kecintaannya terhadap sahabat-sahabatnya yang telah dianggap seperti saudara kandung, karena tak lagi sungkan mengungkapkan keanehan/keburukan yang disembunyikan. Mereka tulus menyayangi dan mencoba menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sahabat layak dianggap saudara sebab memiliki nilai ketulusan, kasih sayang, penghargaan, dan penerimaan seperti saudara kandung. Tulisan ini mengajak untuk menjaga dan memelihara persahabatan pada orang-orang yang lebih dari sekadar teman biasa. Kekurangannya hanya terletak pada beberapa pemakaian tanda baca, terutama pemakaian koma.

“Siapa aku? Apa yang aku cari?” ini tulisan terakhir yang ingin kubahas. Berisi tentang kegalauan seorang Marwa terhadap dirinya sendiri. Dua paragraf pertama mengandung deskripsi kupu-kupu putih yang ia perhatikan gerak-geriknya dari balik jendela. Kupu-kupu yang membuatnya iri karena ia bukan sejenisnya yang bebas terbang tanpa memikirkan masa depan. Tulisan ini mengandung imajinasi dan fantasi Marwa agar kupu-kupu putih mau membawanya terbang menemukan dirinya dan hal yang paling dicarinya. Saya menangkap bahwa kegalauannya terkait masa depan. Hal yang lumrah menyerang mahasiswa tingkat akhir strata satu.

Kekurangan dari tulisan terakhir adalah adanya typo. Semua kutipan langsung menggunakan huruf kecil diawal yang seharusnya menggunakan huruf kapital. Ada kalimat yang terlampau panjang, yang sebenarnya dapat dipisahkan dengan titik daripada koma. Penggunaan beberapa tanda baca pun masih terlihat seperti yang kudapati di tulisan sebelumnya, utamanya pada penggunaan tanda koma.

Well, blog ini cukup menarik untuk orang-orang yang kepo terhadap perasaan dan kehidupan Marwa yang mengandung hikmah. Apalagi para penyuka puisi, bolehlah bertandang ke blognya Marwa dan saling mengungkapkan komentar. Tulisan Marwa sudah enak dibaca, sama seperti saya, kita harus rajin menulis untuk mengasah kelenturan dalam menulis. So, keep writing and blogging, Marwa. Saya menunggu tulisan-tulisan terbarumu^^ ***

@NN@ - @My Sweetest Palace
1123170316

0 komentar