Berhasil Ke Luar Negeri Karena Kursus Gratis

Sejak dirintis pertama kali pada bulan Mei 2015, Sekolah TOEFL telah merekrut ribuan siswa yang tersebar di Indonesia. Tercatat, saat ini jumlah siswa mencapai 18.382 orang. Sekolah TOEFL sendiri adalah kursus bahasa Inggris online yang diadakan gratis oleh Budi Waluyo, kandidat  P.hD. di Lehigh University, Amerika. Program tersebut diadakan untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin belajar bahasa Inggris, utamanya TOEFL, baik untuk beasiswa, pekerjaan, maupun penambah pengetahuan. Berdasarkan komentar dari salah satu grup belajarnya, 90% siswa adalah pemburu beasiswa.
Berdasarkan beberapa publikasi di situs resminya, beberapa siswa Sekolah TOEFL (ST) telah berhasil untuk memperoleh nilai terbaik pada saat tes TOEFL, bahkan sanggup mewujudkan impiannya berkuliah ke luar negeri. Siti Fatimah salah satunya. Perempuan yang awalnya memeroleh nilai tes TOEFL standar yakni 507 yang hanya cukup untuk mengaply berkas beasiswa di universitas dalam negeri. Selanjutnya Fatimah mengaku bahwa selama mengikuti ST, dia mencatat baik-baik segala materi dan menjawab soal-soal yang diberikan lalu mencocokkannya. Akhirnya, dirinya mampu memperoleh nilai 550 pada saat tes TOEFL berikutnya, yang tentu saja memberikan peluang untuk mendapat beasiswa studi di luar negeri.
Fatimah mengatakan bahwa setiap minggu materinya akan semakin naik kelas kesulitannya, so sekali ketinggalan materi bisa susah untuk mengerti materi selanjutnya. Hal itulah yang melatih untuk sabar dan telaten dalam belajar. Percayalah, bahwa tidak kapal besar yang bisa berlayar jika tidak ada kapal besar yang bisa berlayar jika tidak dibangun dari kayu dan material lainnya yang disusun sedemikian rupa.
Bukan hanya kuliah, ada pula siswa ST yang berhasil mengikuti kegiatan kepemudaan di luar negeri dan konferensi internasional. Salah satunya Deni Burhasan dari Lampung. Ia berhasil terpilih sebagai partisipan YSEALI program for social entrepreneurship and economic development issue setelah dua kali mencoba mengaplinya, international conference, dan menjadi assistant research bersama WWF. Padahal, dahulunya Deni membenci pelajaran bahasa Inggris dan mendapat nilai yang rendah. Seringkali pula akibat salah pronunciation, ia dibuli oleh teman-temannya. Dari semua pengalaman-pengalaman itulah Deni terus belajar hingga akhirnya mampu mencapai impiannya. Hal itu tak terlepas pula atas keterlibatannya belajar di ST.
Masih banyak lagi cerita menarik lainnya tentang perjuangan siswa ST belajar bahasa Inggris untuk mengejar impiannya ke luar negeri, baik untuk kegiatan konferensi, volunteering, internship, fellowship, dan beasiswa. Berbagai latar belakang perjuangan dapat memotivasi siapapun yang memiliki impian dan tujuan yang sama. Pendirinya, Budi Waluyo pun seringkali membagi cerita kehidupan yang menginspirasi, termasuk tentang perjuangannya memeroleh beasiswa ke luar negeri.
Ia mengatakan bahwa keberhasilan ST bukan pada banyaknya orang yang mendaftar, melainkan sebanyak apa siswa yang sudah berhasil meraih target yang menjadi impiannya. Karena meraih impian tidak cukup dengan hanya mengandalkan otak saja, ia pula mencoba membangun sebuah karakter seorang scholar melalui tulisan-tulisan sederhana yang hampir setiap hari dibagikan kepada siswa.
Sistem belajar ST menggunakan media sosial. Semua materi, tes, lembar kerja, daftar hadir, cara kumpulkan tugas, ada di blog dan sosial media. Saat ini melibatkan media sosial yakni Facebook dengan membentuk grup, WhatsApp grup, BBM, dan LINE. Siapa pun dapat menjadi siswa ST dengan mengisi formulir online dan mengikuti langkah-langkahnya. Setelah resmi menjadi siswa ST, maka kewajibannya adalah menunduh materi dan menjawab semua soal yang diberikan. Keaktifan adalah hal yang utama. Selain itu, menjadi siswa ST harus  memiliki semangat dan ketekunan.***

Referensi: sdsafdg.com dan berkuliah.com

0 komentar