Galauers at 14th



Ini sudah memasuki puasa yang ke empat belas dan kau kembali bercerita kepadaku tentang kegundahan hati yang tiba-tiba rutin menyerang setelah puasa melewati hari kesepuluhnya. Kau bercerita tentang kebisuan yang kau ciptakan di dalam rumahmu terhadap seorang yang kau cinta. "Rasanya aku sudah lelah begini, tetapi aku tidak tahu bagaimana memulainya!" Ungkapmu. Saya hanya bisa memandang tanpa berkedip sembari memikirkan strateginya. Saya pun tak tahu. Mungkin kau salah meminta masukan dalam hal ini. Sebab saya juga orang yang cenderung bingung bagaimana memulai sesuatu tentang itu. Kau sudah lama melakukan aksi mogok bicara itu entah dengan alasan apa. Katamu tidak ada ihwal apa-apa hanya saja lebih memilih cara itu untuk tidak banyak mengundang dosa karena persangkaan buruk. Mungkin saja puasa ke empat belas kali ini adalah puncak dari kelelahanmu mogok bicara. Bagaimana pun juga kalian setiap detik bersua sehingga kediaman itu mengundang ketidaknyamanan yang mulai berlebih setelah sebelumnya kau merasa baik-baik saja. Katamu kau berdoa kepada-Nya agar tidak salah menyangka bahwa aksi itu bukanlah memutuskan tali keluarga sebab kau sangat takut  ibadahmu tidak diterima-Nya. Apalagi orang terdekatmu sudah sempat menyinggung dan mencibir amalanmu sia-sia--dan kau beranggapan mungkin saja dia berpikir tentang itu. Tidak ada orang yang senang dengan permusuhan dan kebencian antar saudaranya. Meskipun sekali lagi  kau tegaskan bahwa hal itu bukanlah bentuk dari kebencian dan permusuhan. Tidak berlandaskan itu.

Sebelumnya kau pernah bertanya padaku saat awal Ramadan. Lalu kepada guru spiritualku kuadukan lagi biar lebih jelas. Dengan bijaknya beliau menyampaikan bahwa kejadian seperti itu adalah masalah komunikasi yang tidak berjalan baik. Solusinya yah silakan bicara dengan baik dan mengemukakan apa sebenarnya yang terjadi sehingga setiap pihak bisa lebih memahami. Lalu kutanya apakah kau berdosa akan itu, beliau bilang kalau itu bukan atas dasar kebencian insya Allah tidak berdosa, tetapi ingat hadis Rasul bahwa "Barangsiapa yang memutus tali silaturrahim dengan saudaranya selama tiga hari. Tidak diterima ibadahnya selama 40 hari." Mungkin kau ingat ini dan menjadi gundah gulana hingga hari ini. NAH, bagaimana memulainya itu yang menjadi penghambatmu hingga saat ini. Saya turut berdoa untukmu, semoga saja kau segera 'berbaikan' dengannya. Jangan sampai pahalamu berkurang hanya karena itu dan suatu dosa malah tercatat dalam amalan burukmu. Naudzubillaah.

Bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan, bulan penuh berkah, Rahmat, dan pelindung dari api neraka jika kita betul-betul melaksanakan sebaik-baiknya ibadah dan meninggalkan maksiat Allah juga melimpahkan pahala untuk kita. Allah saja memberikan kesempatan untuk kita dimaafkan apalagi kita yang hanya manusia biasa. Semoga kau segera memperoleh hidayah darinya, apalagi ini momen Ramadhan. Semoga kita semua bisa melakukan sebaik-baiknya amalan dan terhindar dari maksiat. Aamiin.

@NNA @ My Sweetest Palace 
114710072014

0 komentar