Freaksss#1



Saya baru saja membuka sebuah link yang mengarah kepada sebuah situs semacam microblogging milik seseorang. Dia wanita. Dia mengekspresikan suatu hal yang dia sukai menjadi display picturenya bahkan backgroundnya, dia sungguh aneh seperti nama situ dan tittle-nya. Saya tidak sedang bermaksud menggibah, Cuma heran dan ingin mempertanyakan hal ini kepada orang yang mungkin saja sempat membacanya dan sekedar menulis untuk berharap tidak pernah seperti itu.

Melihatnya, saya baru tahu kalau ternyata ada seorang gadis yang membuat sebuah blog untuk kejahatan personal yang ditujukan untuk dirinya. Berusaha menyudutkan dirinya, memaki, bahkan membunuh karakter dirinya—atau itulah karakter sesungguhnya? Sebenarnya, orang itu bukan orang asing, saya mengenalnya, jika anda baru saja melihatnya, anda akan beranggapan kalau dia begitu kalem, lembut, dan agak religius, tapi dia plin-plan, dari apa yang pernah saya alami bersamanya. Tapi, sungguh karakter yang digambarkannya  pada situs pribadinya yang dia maksud untuk mengenal dirinya lebih dekat begitu berbalik dengan keadaannya di dunia nyata seperti apa yang saya kenal. Ternyata banyak minat aneh dan ketertarikan aneh yang dia tampilkan untuk menunjukkan hal-hal sebenarnya dia. Memangnya ada orang seperti itu? Mengungkap atau bahkan menunjukkan hal-hal buruk untuk merusak citranya. Kalaupun itu adalah karakternya, kenapa dia mesti mengungkapnya? Bukankah itu aib?  Dia bercerita bahwa dia pun sungguh bingung dengan keadaan yang menimpanya. Dia sangat takut untuk menjadi seorang hipokrit sejati yang bersembunyi dibalik kenampakan lembut dan polosnya. Sementara ternyata minat dan apa yang disukainya begitu aneh—buruk. 

Saya sungguh kasihan padanya jika ingin membandingkan dia dan apa yang saya lihat.
Dia mengungkap semuanya dengan lantang dan terbuka. Mungkin ketika dia tidak sadar menulis dan memposting itu, kemudian dia akan menghapusnya setelah sadar, entahlah. Saya mencari tahu tentang sikap aneh dari kebiasaannya melalui search engine popular—google. Saya tidak menemukan  apa yang saya cari. Padahal apa yang dilakukannya itu sangat berpengaruh pada kondisi ingatannya, bisa saja menurunkan kualitas ingatannya (menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti Amerika). Saya menghubungkan sebuah postingan lama dengan keadaannya, dia pernah menulis bahwa dia menderita sesuatu yang menjadikan dia beranggapan bahwa karena menderita itu dia tidak lagi sempurna menjadi dirinya. Di postingan lain, dia mengungkapkan ketertarikannya pada sebuah hal yang berhubungan dengan penderitaannya, jika diandaikan dia tidak menderita dan menjadi amazing girl

“Gue sakit! Nggk twk sakit apa! Yang w tau w sakit, bukan Cuma skt karn ap yg w derita secara nyata alias jasmani. Tetp nggk twk knp itu berhubungn dgn psikologis w. w skt sprt gg prnh ada yg mdrta sprt in sblmnya. Parah! W tertarikkk bget sm gituan! Aneh, klw secara fakta melihyt hbgn itu! Tp scr nyta untunglah w ngg sprit ituw, ngg ngjwthinnya! W sakit! Dosaaa nihhh!!! Tapi Tuhaaaan, w mau sembuh dri skit psikologis w bkn krn mnghindari objekk yg w suka itu! Tapi krn sadar(slam in jg w sadar kokk).tapi sadar sperti saat objekk itu ada, w nggak merasa apa yg selama ini dinilai salah dan sakit bagi orang yg tahu ap yg w lakuin itu!

W sakit! Nggk tau skit psikologis macam apa nih, gimana nyembuhinnya?! Yg jelas cara mnghindar itu udah nggak mempan, hipokritt banget rasanya w udah pernah janji nggak gitu, tapi entahh w langgar atau nggk, tapi w ngrasaaa berdosaaaaa bget!!!! W malu banget mau minta maaf lagi, mau janji lagi.!!! OMay ALLAH mohon ampunanmu!”

Mungkin ada yang tahu sakit macam apa itu, keadaan psikologis seperti apa itu? Kenapa? Kalau mau diandaikan, Cuma pengandaian aja, orang itu misalnya suka sesama jenis. Nah, gimana tuh!? Karena aib juga beritahu orang-orang tentang dia lebih dalam. Saya kasihan dengan dia, mungkin apa yang dia alami dari apa yang saya tuliskan tidak begitu daleem banget kejadiannya untuk membuat haru, tapi coba selami, ketika kita berada diposisi sperti itu, rasanya pasti kayak mau hara-kiri. Untung Indonesia gak ada harakirinya atau cara bunuh diri khasnya! Saya tahu ada penyesalan dari setiap postingan ‘kejahatan personalnya’. Saya masih ingin cari tahu tentang itu dan bagaimana mengatasinya. #1

1 komentar