Yuk, Jadi Volunteer NBS Batch 3
11-12 September 2015
Volunteer bukan hanya tentang kepedulian kita memberikan manfaat kepada orang-orang melalui ilmu yang kita miliki dan sejenisnya, tetapi menjadi volunteer pun memberikan manfaat kepada diri kita. Sebagai volunteer kita akan mendapat banyak manfaat dan pengalaman dari kegiatan yang kita lakukan. Kita akan belajar banyak hal tentang kehidupan dari kegiatan volunteering itu.
Kurang lebih begitu isi kalimat
yang dilontarkan Kak Bunga, yang biasa pula dipanggil bunda oleh teman volunteer lainnya, setelah sesi
perkenalan dengan teman volunteer NBS
batch 3. Ini adalah kali pertama saya
bergabung dengan sebuah komunitas di Makassar dan menjadi orang yang baru akan
merasakan berkomunitas di Makassar di antara teman-teman volunteer yang basicnya
adalah anggota komunitas sosial lainnya. Jadi wajar jika teman volunteer menanyai
saya ihwal darimana mengetahui informasi menjadi volunteer NBS batch 3 dan
mengapa mau bergabung. Sebab, rupanya mereka adalah orang-orang dari berbagai
komunitas sosial yang saling mengajak kembali untuk menjadi volunteer dan telah saling mengenal. Saya
berteman dengan salah satu akun komunitas sosial bernama Sobat LemINA. Suatu
waktu menjumpai postingannya yang berupa banner
tentang oprec Nulis Bareng Sobat
(NBS) batch tiga di timeline FB. Telah melihat beberapa
postingan kegiatan NBS batch dua di
laman blog yang di hyperlink lalu
tertarik ikut merasakan kebahagian yang tampak dari wajah-wajah ceria volunteer yang sedang mengajari
adik-adik SD menulis. Tanpa pikir panjang saya lalu meregister dan berharap
bisa menjadi salah satu bagiannya.
Saya menghadiri dua hari kegiatan
pelatihan NBS dan berkumpul bersama belasan teman-teman calon volunteer setelah mendapat undangan via
SMS. Kegiatannya seru dan bermanfaat sekali. Hari pertama semua saling
berkenalan dan mendapat materi motivasi dari seorang motivator Makassar,
Septian Chow, yang sekarang berdomisili di Jakarta karena telah mendapat posisi
penting di sebuah Perusahaan. Jadi, sangat beruntung menjadi audiensnya hari
itu saat dia menyempatkan diri hadir di Makassar. Motivasi yang dibagikannya
bermacam-macam. Mulai dari mengajak volunteer
untuk meningkatkan kepercayaan diri sebagai sebuah syarat untuk membuat
orang mempercayai apa yang disampaikan. Dia juga mengapresiasi adanya
komunitas, khususnya NBS yang menjadi ajang berbagi, menyebarkan, dan mengerjakan
kegiatan yang positif. Hal itu merupakan salah satu cara yang baik untuk
membuat diri tetap berada dalam lingkup ‘positif’ dengan bergaul dengan
orang-orang ‘positif’. Ia juga memberi semangat agar tetap berkomitmen
melakukan kebaikan dengan meyakinkan diri memiliki kekuatan. Kunci kesuksesan
ada dua, berbakti kepada Allah dan kedua orang tua. Dia juga mengajak untuk
mengabadikan ilmu dan pengalaman melalui tulisan. Seperti dirinya yang tekun
menulis, akhirnya bisa menelurkan buku dan meraup keuntungan darinya.
Ada beberapa anggota LemINA yang
usianya jauh lebih tua dari volunteer yang
datang menyaksikan perekrutan hari itu dan memperkenalkan tentang LemINA dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya, termasuk program mereka—NBS melalui sebuah
powerpoint singkat. LemINA ternyata
sering melakukan kegiatan sosial lintas kabupaten dan anggota NBS terkadang
terlibat. Hal yang saya tangkap tentang kenapa NBS dilakukan di sekolah formal
bukan di tempat yang banyak anak-anak jalannya, sebab telah banyak komunitas
yang melakukan kegiatan yang ditujukan kepada anak-anak jalanan padahal
anak-anak di sekolah formal juga sebenarnya memiliki andil untuk memberi
perubahan di lingkungannya setelah mendapat arahan berharga dari sekolah yang
akan mereka bawa pulang ke rumahnya.
Saya menemukan wajah-wajah baru
saat hari kedua pelatihan. Ternyata volunteer
NBS ada banyak, tetapi saya tidak bisa memastikan berapa jumlahnya sebab
ternyata masih ada lagi yang tidak hadir. Amat mengagetkan hari itu sebab saya
menemukan teman akrab saya di organisasi kampus, Kak Hikmah, diantara beberapa volunteer. Tentu saja saya amat senang
karena kami akan bersama lagi dalam satu komunitas sosial yang mungkin saja
akan sering bertemu dalam kegiatan lainnya. Menjelang jam sepuluh, dua orang
lelaki yang katanya akan membawakan materi tentang ngeblog masuk ke ruangan.
Sebenarnya namanya sudah tidak asing lagi sebab saya sering melihatnya di fanpage Anging Mammiri sebagai salah
satu blogger produktif. Akrabnya disapa Daeng Gassing, pemilik blog dengan nama
yang sama. Saya juga baru membaca tulisannya yang kontroversial di dunia maya
dan berkali-kali dishare ke sosmed.
Tulisan bernuansa sarkasme tentang Ridwan Kamil yang sebenarnya menyindir Danny
Pomanto. Hari itu ia menampilkan tulisannya itu sebagai salah satu tulisan yang
mendapat respon beragam dari pembacanya. Sebuah hal yang mengagumkan sebab dia
adalah salah satu orang yang mendapat pemasukan sebagai seorang blogger yang
bekerja sesuai dengan hobinya. Dia memberi saran bahwa saat mempunyai blog harus
sering-sering diisi dan tidak menunda menulis hingga akhir sebab kebiasaan
menunda itu malah tidak akan menghasilkan sebuah tulisan. Overall, saya mendapat banyak inspirasi dan semoga ada kesempatan
untuk berdiskusi lebih dalam tentang ngeblog dan seluk beluknya.
Kak Ifa yang telah dua batch menjadi volunteer memberi tahu tentang silabus NBS hari itu. Seorang Kakak
dari LemINA mengarahkan volunteer
membentuk kelompok sementara untuk latihan microteaching
dan hal itu menjadi salah satu hiburan dan aktualisasi diri yang menarik hari
itu. Setiap tim mendapat dua tema yang harus diajarkan kepada volunteer lain yang bertindak seolah
adik-adik SD. Selama microteaching
harus divariasikan dengan ice breaking.
Hal itu menjadi kelemahan terbesar saya karena tidak menguasai permainan yang
menarik untuk dibagikan kepada adik-adik. Saya berpartner dengan Kak Anita,
guru BK yang lembut dan cocok menjadi teman sharing.
Untung saja dia punya satu bekal ice breaking sehingga setidaknya ada
selingan saat kelompok kami tampil, meskipun pada akhirnya saya dikoreksi
karena tidak menampilkannya. Semuanya
mengundang gelak tawa, sebab sebagai adik volunteer
malah bersikap kontras dengan arahan kakak guru.
Di akhir sesi, diadakan pembagian
tim resmi berdasarkan dua sekolah yang berada di Makassar dan Gowa. Saya
memilih kelompok Makassar dan mendapat tim A bersama Kak Hikmah dan Vivi.
Setelah ini, sebuah komitmen baru dimulai yang saya harap bisa dijalankan
dengan baik dan penuh tanggung jawab. Dua hari mengikuti coaching volunteer membuka mata saya terhadap sesuatu yang baru dan
menginspirasi. Melihat kenyataan bahwa masih banyak orang-orang yang peduli
untuk turut memberi warna positif pada keadaan sekitarnya secara sukarela.
Masih banyak orang-orang yang bersatu memperjuangkan sebuah niat baik dalam
satu bentuk komunitas tanpa perlu dijanjikan iming-iming sesuatu. Ya, mungkin
karena mereka yakin bahwa menolong orang lain tidak perlu berharap balasan
darinya, tetapi balasan pertolongan itu akan datang dari orang lain, bahkan
mungkin saja dari Allah swt yang Mahakaya dan Maha Pemurah.***
Images sources: Sobat LemINA
Images sources: Sobat LemINA
@NN@ - @My Sweetest Palace
A new world community sharing
A very late post
0 komentar