Beradaptasi


Belum kutuliskan atau kuposting tentang kegiatanku, perjalanan panjang untuk sebuah langkah menuju apa yang kusebut sebagai sebuah pencarian makna hidup, proses kehidupan selama masa perkuliahanku, masa mencari apa yang menjadi bekal ‘kehidupan’ yang sebenarnya kelak. Tapi akan ku posting nanti, secuil kisah itu. J 
Seperti sebuah drama, masih sebagai prolog, belum masuk pada klimaks. Perjalanan sesungguhnya baru saja dimulai.

Sepekan berlalu dari hari yang pernah begitu kunanti dari proses itu, meski tidak lebih panjang dari perjalanan yang harus kutempuh pada kisah perjalanan lainku, namun sungguh prosesnya berbeda. Berbeda. Aku masih belum rutin mengunjunginya. Belum menyatu secara utuh. Belum seperti kawanku yang lain, yang telah terbiasa berlama-lama disana sejak dulu. Bercengkrama dengan penghuninya, bercanda ria, berbagi, ‘berproses’. Saya masih beradaptasi. Masih berusaha mencari kenyamanan itu. mencari sesuatu yang membuatku betah. Mecari alasan untuk bertahan.



Bukan mudah untuk beradaptasi. Tetapi, seharusnya bukanlah sebuah kesulitan yang ‘berarti’ untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang telah kukenal kurang lebih enam bulan. Meski masih ada keterbatasan sosial, meski masih ada yang benar-benar seperti pembatas. Janjiku beberapa bulan, akuku bahwa aku Insya Allah mampu dan berusaha bertahan dengan mencoba beradaptasi, berbaur, bersosialita, ‘meloyalitaskan’ diri dengan keadaan yang ada. Saya masih begitu kaku mengunjunginya. Padahal saat ini saya pun telah mendapat hak untuk berada disana kapanpun.

Sesuatu hal masih menjadi beberapa tanda Tanya. Apa-apaan itu! seharusnya tidak lagi ada. Tetapi entah, kupercaya waktu akan menembus segala tanda Tanya itu. kebiasaan  yang nantinya akan menerobos pembatas yang seharusnya tidak ada itu. saya berada disana bukanlah saja ketika ada sesuatu formal dan wajib. Tetapi saya berada disana karena sebuah kerinduan, karena  apa yang sejak awal saya niatkan baik, karena apa yang ingin saya berikan.

 Saya masih mencoba. Lambat? Saya hanya belum terbiasa dengan kondisi seperti itu. makanya, saya masih terus mencoba hingga perlahan tidak kusadari apa yang ingin kusadari. Saya ingin berada disana setelah apa yang benar-benar saya janjikan. Saya tidak ingin menjadi seorang munafik yang mengingkari janjinya. Saya masih berusaha. Apapun. Saya mungkin berbeda. Kaku? Lagi, belum terbiasa! Semoga apa yang kulakukan tidak meleset dari harapan dan dari ketentuan. Mengenal bukan hanya mereka yang bersama-sama telah menjalani sebagian proses itu, tetapi mengenal mereka, para penghuni lama yang siap berbagi, mengajar, dan merangkul dalam keadaan apapun. Seperti yang mereka bilang. Berusaha lebih baik. Melakukan dan memberikan yang lebih baik. Proaktif. Aamiin…

May26’13 @t4p91n4p4n..FLLHN

0 komentar