K-13: Pasukan Merah Berani (Part 1)

      Selama berada di rumah merah tua, ada orang-orang yang membuat hari-hari menjadi lebih berwarna. Kenangan di rumah merah tua  pun takkan terasa tanpa adanya hal-hal yang terjadi. Bersama-sama kami mengurai canda, tawa, sedih, duka, dan saling bersimpati di kala ada teman yang terkena musibah. Saya tahu, dibalik keegoisan mereka, terselip sebuah rasa peduli. Buktinya, mereka tidak menjauh saat ada yang berduka dan bersedih. Paling tidak, sebuah rasa simpati mereka tunjukkan. Bersama-sama bernyanyi, menertawai kebodohan teman, lalu setelahnya berusaha memberitahu dan memperbaiki. Kata-kata pedas yang terlontar karena mengkritik, terkadang yang dikritik tidak menerima dan membalikkan, tapi tidak berlangsung lama karena semua menyadari kekurangan masing-masing. Hal-hal yang perlu dan butuh diperbaiki. Proker tidak akan pernah rampung andaisaja semua tetap berdiam diri, berpangku tangan, bermalas-malasan, dan tetap tidak acuh. Nyatanya, proker berakhir dengan ketuntasan yang telah dioptimalkan kerjanya. Senang pernah mengenal kalian;


1.  Bukan hanya cewek saja yang cantik, cowok pun juga ada. Buktinya ada di wajah Alif. *Hahahah*. Dia ini saingan fans dengan Warah. Kalo warah yang ngefans kebanyakan anak kelas dua, kalo Alif kelas satu. Sampai saya kadang merasa aneh dengan tetingkah siswi-siswi itu, kalo bertemu malah menanyakan si Alif atau kirim salam. Kalo sudah ketemu, malah sembunyi atau kabur karena malu atau salting. Ckckck, dasar Alifers (panggilan untuk yang ngefans sama Alif) ababil. Dia ini yang paling sering main gitar kalau di posko dan mengiringi teman-teman yang lain bernyanyi . Sempat menghilang selama sebulan dari peredaran *obat kalii* karena pulang kampong mengikuti latihan untuk ikut kejuaran voli yang juga diadakan di kampungnya, Bantaeng. Mau dibilang kalem, nyatanya dia cerewet juga kayak cewek. Tapi untung saja tingkahnya nggak seperti cewek. *hohoho*

2.  Si ceria namanya Warah, orangnya supel dan banyak pasukan wafersnya dari kalangan siswa-siswa, baik yang diajarnya maupun bukan. Heran juga sih kalau siswa yang di ajar malah ngefans juga sama warah. Hahah… Asiknya berteman dengan dia ya kecipratan rejeki dari geng Wafers (Warah lofers*saking banyaknya yang seakan-akan seperti fans jadi mereka dipanggilnya begitu) yang hobi banget membawakan camilan, gorengan, makanan, dan biasanya ngajak jalan-jalan. Dia teman sekamarku selama di posko, lumayan tahulah kebiasaanku yang mungkin dinilai buruk. Hhaaaay. Paling sering mengobrol selama bersama mulai dari hal yang remeh sampai serius, seperti pernikahan. Uoooh… Meskipun yang berat-berat bahasnya tidak akan lama. Saya mengagumi kebiasaan rajinnya dia, gesit, dan lincah *udah kayak iklan motor aja*. Nah, bergaul sama orang rajin itu yaa, pastilah ketularan rajinnya karena merasa terintimidasi sendiri. Teman poskoku sepertinya ada yang menaruh ‘perhatian lebih’ tuh sepertinya.

3.   Kalau ada gossip tentang anak KKN Smansa yang suka menggoda siswa Smansa atau lagi didekati. Satu posko bisa tebak siapa orangnya. Ya, Fai, si Playboy cap…. (isi sendiri). Katanya pemain basket, sering ikut turnamen basket. Punya pacar orang Sinjai yang rumahnya dekat dengan posko, jadi sering ngapel gitu. Awal-awalnya yang diapeli pacarnya, tapi lama-lama entah bisa bukan malming aja ngapelnya dan bukan ke satu orang aja. *Duh bukan membongkar aib yaa, don’t be angry!;D  Paling sering juga bertengkar dengan teman-teman perempuan, kayaknya langganan semua deh, kecuali Warah dan saya. Katanya tingkahnya masih kekanak-kanakan gitu. Emang suka cari gara-gara sih, tapi saya lihatnya dia itu cuma cari perhatian biar ada teman seru-seruan. Meski kadang orang tidak suka. Banyak didekati oleh siswi-siswi  kelas tiga yang kadang dimanfaatkannya untuk diminta mentraktirnya. Selama masa KKN, banyak siswi yang digebetnya, biarpun bukan siswa yang diajarnya. Hmm, dia ini favoritnya anak kelas tiga katanya. Oh ya, saya suka sama durian dari kebunnya yang biasa saya beli online dan diantar oleh kurir yang dia sendiri orangnya hahah. *bolehlah sekali-kali gratis.


4.  Orang Bima pertama yang seposko denganku adalah Ningsih, bisa juga dipanggil Okta atau Okto. Ada orang Bima kedua? Ada...Okta bukan gadis kelahiran bulan Oktober seperti namanya. Kami sekamar juga. Bertiga dengan Warah. Orang-orang yang kalau tidur harus memadamkan lampu. Fansnya EXO. Kamar kami tak pernah sunyi dari lagunya EXO. Penggemar K-pop dan K-drama. Sering tuh, kami mengadakan nonbar film dan K-drama. Suka dekat juga sama siswa-siswanya, apalagi sama yang sering datang ke posko. Akrab beut dah! Dia ini cerewet. Harus tahu apa yang terjadi… *wajib lapor hotnews hehe^^. Paling sering ngomong diantara teman-teman cewek lain kalau lagi briefing forum. Sampai-sampai kadang adu mulut sama teman laki-laki, hampir semua pernah deh kayaknya… hehehe… Itu salah satu hal yang mewarnai posko dan dirindukan juga… Karena dia, saya jadi tahu beberapa kata dalam bahasa Bima. Coz dia gencar juga mengajari kami bahasa Bima, juga menceritakan tradisi daerahnya.

5.   Penghuni posko yang mengagetkan tingkahnya adalah Adhi. Awal-awal pertemuan dengan teman-teman, Adhi ini memang yang paling kalem kelihatannya diantara teman lelaki lainnya. Berminggu kemudian, teman lelaki lainnya menjulukinya diam-diam menusuk sebab dia jarang bicara tapi sekalinya bicara kata-katanya tajam dan menusuk *weew*. Teman cewek yang lain pun kaget dan tertawa-tawa.  Diantara teman dari jurusan seni rupa yang seposko, Adhi ini paling sering menggambar sketsa wajah yang asli mirip banget. *sayangnya saya belum request gambarL* Kalau masalah ekspresi seni rupa sudah tidak diragukan lagi, tetapi masalah ekspresi wajah juga tidak usah diragukan lagi flatnya. *heheh*  Adhi ini paling rajin dan paling mau kalau dimintai tolong kalau ada bumbu dapur yang habis. ^^

6.   Temannya Adhi, namanya Firman. Teman pendiam maksudnya :O. Sebenarnya aslinya kalau saya lihat sih cerewet amat, tapi kalau di depan cewek pendiam juga. Paling yang sering diajak cerita Kak Mina, selain teman sekelasnya di perkuliahan, Us dan Okta. Diantara semua teman lelaki seposko yang paling soleh tuh Firman. Sholat lima waktunya selalu di masjid, termasuk sholat subuh disaat yang lain masih sedang molor dan meringkuk dibalik sarungnya. Awalnya saya separtner piket kebersihan dengannya, tapi karena saya ternyata punya jadwal mengajar pagi  di hari jumat, maka saya pindah dan tidak bersama lagi *ehh*. Sempat terjadi masalah sebab Firman pulang ke Makassar sampai melewatkan piket (tentu saja) karena masih berada di Makassar. Kesepakatan awal dengan semua adalah lelaki yang membersihkan di luar (nyapu halaman, nyiram, dll.). Semua urusan dalam rumah, kecuali membersihkan toilet adalah cewek. Tugas cewek itu sudah berat menurut saya, karena melakukkannya sendiri (masak 3x sehari, nyapu, bersih-bersih pagi-sore, ke pasar, cupir). Jadinya, saya tidak menggantikan kegiatannya tapi malah kena marah sama teman yang lain karena tidak menjaga kebersihan luar. Suatu hari saya nyapu halaman sore hari, malah ada teman lelaki yang menyahut tidak usah karena itu kerjaan partner cowok. Masalah piket kadang menjadi hal yang diributkan, teman-teman cewek sih orangnya tidak cerewet dan nyinyir, malah segelintir teman cowok yang begitu. *Huhh*

To be continued... (Bersambung:D)

Karena testimoninya kelewat panjang, maka dijadikan dua part... :D untuk yang belum di deskripsikan, bisa baca dipostingan selanjutnya (kalo ada yang baca :V).

Image sources: Dokumen pribadi

@NN@ - Rumah Merah Tua Penuh Kenangan
Sinjau Utara, Agustus - November 2014
Rewrite in Makassar, November 2015


0 komentar