Akhirnyaaaa! Tepat di Harkitnas

A very late post!

Tidak ada lagi koreksi dari dosen pembimbing saya yang baik itu. Saya kira akan disuruh mengulang banyak hal yang mungkin luput dari pengamatan saya. Nyatanya tidak. Saya disuruh langsung mendaftar untuk ujian tutup segera! Jarak waktu dari seminar hasil dengan ujian tutup saya lumayan lama, sebulan. Padahal tanpa koreksi selain dari dosen penguji seharusnya saya bisa maju dua pekan berikutnya. Tapi karena masih ada pengurusan lainnya, akhirnya saya baru bisa ujian tutup (sidang skripsi) pada 20 Mei 2015 pukul 08.30 WITA.

Hari menjelang ujian itu saya belajar tentang apa yang kemungkinan akan ditanyakan sebab sangat tidak lucu jika saya tak mampu menjawabnya padahal pertanyaan berkaitan dengan skripsi saya! NO! Tidak ada lagi rasa deg-degan seperti dua tahap sebelumnya. Saya malah merasa aneh karena tidak nervous. Duh, sesuatu buruk mulai menerjang pikiran saya, mungkinkah akan ada kejutan tak terduga?! Duh, saya tidak ingin berharap dan memikirkan demikian. Saya terus mencoba berpikir positif sembari mempersiapkan diri.

Hampir pukul 8.30 WITA, dosen-dosen pembimbing dan penguji saya belum menampakkan diri, kecuali dua dosen yang memang punya jadwal pagi. Pulsa saya habis dan kartu yang satu ternyata masa aktifnya pun habis! GAWAT! Terpaksa saya mengirim SMS lagi via nomor teman saya dan buru-buru keluar kampus yang jarak tempuhnya kini tiga kali lipat dari biasanya karena gerbang Fmipa tidak lagi dibuka. Dosen saya OTW. Hampir  dua jam di dalam ruang ujian akhirnya selesai juga. Pertanyaan yang diajukan seputar materi pelajaran yang saya terapkan juga berkaitan dengan model pembelajaran dan teori-teori belajar. Dosen penguji saya memang baik. Malah, saya merasa bahwa dosen pembimbing saya yang kali ini membuat saya drop karena menjawab pertanyaannya mungkin tidak sesempurna yang diharapkannya. Itu terngiang-ngiang terus di kepala saya karena saya tidak bisa menyempurnakannya. T_T Y_Y Sampai tiba waktu yudisium, dosen sekretaris ujian malah menanyakan apakah saya baik-baik saja sebab menunjukkan ekspresi bad. Saya baik-baik saja!

Alhamdulillah, 20 Mei 2015 bertepatan dengan hari kebangkitan nasional Republik Indonesia saya resmi menyandang gelar Sarjana Pendidikan Kimia. Saya terharu sekali. Penasehat akademik saya memberi pesan terakhir untuk terus belajar dan berjuang. Tidak meninggalkan sholat lima waktu secara ontime dan terus menjaga hubungan dengan Allah swt. Singkat, padat, jelas! Padahal sebenarnya saya juga ingin diberi wejangan yang dalaaaam banget seperti teman saya yang mahasiswa bimbingan beliau sampai meneteskan air mata karena wejangannya ‘dalam’. Salah saya selepas itu, masih juga kepikiran pertanyaan yang bikin saya drop. Jadinya ekspresi saya malah terlihat murung padahal saya BAHAGIA!!! Lepas!


Telah memiliki gelar tetapi rasa-rasanya saya masih sungkan untuk menggunakannya dibelakang nama saya. Kata teman saya, belum terbiasa. Mungkin saja. Semoga tidak hanya sebagai gelar tetapi juga bisa dibuktikan dengan menjadi manusia yang lebih baik sebab gelar tentu menuntut pertanggungjawaban dan pembuktian atas tercapainya.

Bersamaan dengan momentum kebangkitan nasional Indonesia, hari itu juga adalah momentum kebangkitan diri saya. Ya, saya resmi terjun ke ‘real life and welcome to the jungle’. Perjuangan yang sesungguhnya telah dimulai. Perjuangan untuk survive di tengah kerasnya kehidupan. Perjuangan untuk membalas jasa orangtua dan menunjukkan hasil dari perjuangan karantina. Orangtua tidak menunjukkan untuk menuntut apapun termasuk balas jasa. Mereka ingin anak-anaknya sukses sebab dengan sukses itu, mereka bisa melihat kebahagiaan terukir di wajah anak-anaknya. Kebahagiaan anak-anaknya adalah kebahagiaannya pula. Lepas dari universitas, saya merasa beban hidup bertambah sebab satu tingkat lebih tinggi di taraf kehidupan tentu membutuhkan usaha maksimal dan mental yang kuat. Beban itu adalah bagaimana mengupayakan agar usaha bisa sampai dan mental tetap kuat menghadapi rintangan ditengah usaha. There are so many future plans. Just do it and prove it! Be dare!!!
Semoga Allah terus menyertaiku hingga bahagiaku untuk mereka mendapatkannya!
Bismillaahirrahmanirraahim...

Big thanks to Allah swt. Atas segala nikmat yang tak terkira. Alhamdulillah  
Orangtua dan adik-adikku tercinta yang selamanya special. Bapak Ibu Pembimbing dan penguji. Tati, teman berjuang sejak konsul hasil sampai ujian tutup. Perasaan saya banyak tumpah kepadanya sepanjang waktu itu! Teman2 ICPku. Ups, ini bukan kata pengantar di skripsi kan, jadi tak usah saya sebut semua orang-orang tersayangku yah! Love U always guys! :*

 imagesource; Pinterest
@NN@ - @My Sweetest Palace
Menjelang Sidang-20 Mei 2015
Alhamdulillah

0 komentar