Moonlight Waltz

Suatu saat suatu cinta yang lain… Melupakan orang yang disayangi sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah ditemui. Dan itulah yang terjadi pada Arlin. Demi dekat dengan orang yang disayanginya. Dia harus berpuas diri dengan label ‘sahabat’ dan berusaha mengenyahkan perasaannya. Namun, setiapkali Aldo memainkan piano, Arlin menyadari kebohongannya sendiri. 

Semuanya semakin terasa menghimpit dan berat ketika Liora muncul. Cewek itu berhasil mendapatkan perhatian istimewa dari Aldo. Arlin terusik. Dia merindukan keadaan dulu, dimana hanya ada dirinya dan Aldo---tanpa Liora. Perasaan yang dia pendam dan berusaha keras dialupakan itu muncul kembali. Arlin menginginkan Aldo hanya untuk dirinya. Kali ini, lebih dari sekedar seorang sahabat.

Yah itulah sepenggal sinopsyis dari novel remaja best seller yang berjudul moonlight waltz. Saya sudah membacanya. Tanggapan saya, keren. Saya agak kecewa dengan sikap aldo yang tidak gentleman itu. Yang menjadikan Arlin sahabatnya hanya sebagai sebuah pelarian dari putus cintanya dengan Liora.

Bermula dari konser Brunhide Zimmerman pianis terkenal dari Berlin, Jerman. Arlin yang sama sekali bukan seorang yang menggemari piano ikut hadir dalam konser yang tak biasa itu karena ajakan adiknya Dora yang begitu menggilai Brunhilde Zimmerman yang katanya makin tua makin tampan juga piano. Aldo datang dalam acara konser itu sebagai guest pianis. Dari situlah Arlin mulai tertarik piano ketika mendengar Aldo bermain piano.

Persahabatan mereka pun berlanjut hingga setahun lamanya. Mama Aldo pun setuju persahabatan anaknya dengan Arlin yang membawa efek positif. Tiba-tiba seorang murid baru bernama Liora yang keturunan Jerman-Indonesia itu muncul dalam kehidupan mereka. Hal yang paling membuat Arlin terkejut ketika ia mengetahui bahwa Aldo dan Liora pernah pacaran dalam waktu dekat baru-baru ini ketika tour Jepang bersama. Bukan hanya itu, ternyata Liora adalah anak dari rekan kerja ayah Aldo yang membuat mereka semakin akrab. 

Hal ini cukup membuat Arlin marah, bukan karena Aldo adalah mantan pacar Liora tetapi karena Aldo yang memutuskan hubungan cintanya dengan Liora tanpa alasan yang jelas yang sungguh hal itu adalah sebuah bentuk menyakiti kaum perempuan. Liora masih mencintai Aldo—sungguh, iapun sebenarnya tak tahu atas dasar apa Aldo memutuskannya begitu saja tanpa sebab yang jelas. Liora meminta ingin berbicara dengan Aldo ketika jam istirahat tiba di Perpustakaan sekolah. Mereka tak sadar kehadiran Arlin di perpustakaan. Arlin yang juga terkejut karena kehadiran mereka berdua hanya diam dan mendengarkan pembicaraan merekia dibalik rak buku yang tinggi.

Percakapan mereka di perpustakaan adalah mengenai Liora yang meminta penjelasan atas Aldo yang memutuskan hubungan mereka tanpa sebab. Liora masih sangat mencintai Aldo, ia mengungkap beberapa kejadian ketika tur Jepang dimana masa itu mereka adalah sepasang kekasih. Aldo masih tetap tak memberikan alasan atasnya. Liora bilang bahwa kemungkinan besar Arlin menyukai Aldo, ia berharap Aldo membalas perasaan gadis itu. Arlin heran, ia yang dari tadi bersembunyi dibalik rak buku akhirnya ketahuan juga ketika sebuah buku tebal menimpa kakinya—ia terluka, dan Liora menolongnya.

Suatu ketika terjadi pertengkaran antara Liora dan Aldo dan Arlin ada diantara mereka. Arlin sadar akan posisinya,ia ingin pergi namun Aldo menahannya. Bahkan kali itu hal glia terjadi. Aldo merenggut tangan Arlin dan mengatakan kepada Liora bahwa mereka telah jadian dan tak sanggup lagi mendua. Liora pergi dengan perasaan kecewa. 

Hati Arlin bingung disatu sisi dia senang dan disisi lain dia merasa bersalah atas kejadian itu. Liora memutuskan untuk pindah ke perancis untuk melanjutkan ambisinya sebagai penyanyi professional di sekolah music. Sementara Aldo yang hobi bermain piano harus berhenti ditengah jalan setelah pertengkaran hari itu yang membuatnya depresi. Namun ia pun bangkit lagi untuk melanjutkan cita-citanya sebagai pianis terkenal setelah perjanjian dengan mamanya untuk menyeimbangkan antara music dan cita-citanya sebagai dokter.

Hari-hari Arlin jalani sebagai pacar Aldo, namun ia selalu merasa bahwa dirinya bukan pacar Aldo dan memutuskan hanya sekedar sahabat lebih baik . Lirik lagu moonlight waltz yang Liora buat bersama Aldo dengan not piano yang telah ditentukan teringgal di rumah Arlin. Mereka gelisah mencarinya sebab partitur itu begitu penting.


Moonlight waltz

Terdengar waltz of the moon darimu untukku
Dibawah bulan kita bersama
Apa tarian ini berlangsung selamanya
Jadilah valse de la lune
Dentingan nadamu
Terpisah malam, di jembatani cahaya
Apa kau sudi bersumpah untuk setia?
Menarilah moonlight waltz,
Hingga pagi pun
Enggan dengar perpisahan
Apa esok malam akan menjemput kembali?
Katakanlah, shall we dance forever

Aldo harus melanjutkan studinya ke Jerman danmemilih bersekolah di sekolah kedokteran. Masih ada harapan besar. Teman-temanku bersahut-sahutan menjawabnya seraya melambaikan tangan. Aku hanya sibuk menyeka air mata yang mengalir dimataku. Aku nggak bersuara apa-apa. Aku takut yang keluar hanya isakan nggak beraturan. Mulai dari sini aku memulai segalanya lagi. Aldo dan Liora bisa menemukan kebahagiaan mereka, cita-cita mereka, dan apa yang mereka ungkan dalam hidup, Begitu juga aku kalian semua. Kita adalah harapan yang siap untuk mekar.

Moonlight waltz karya Fenny Wong ini cukup memainkan ekspresi pembaca. Banyak nilai yang dapat kita ambil setelah membacanya, terutama nilai moral dan nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Nilai persahabatan antara Arlin dan Aldo. Saya cukup bangga dengan karakter Arlin yang sangat setia kawan meskipun sempat jadian dengan Aldo--karena tak dapat dipungkiri pertemanan antar cewek dan cowok yang sedemikian dekatnya pastilah memunculkan rasa cinta, dia rela mempertaruhkan perasaannya kepada sahabatnya. 

Meski dia sangat berat melepas Aldo untuk Liora, namun dia sangat ykin dirinya hanya dapat sebagai sahabat dan kebahagiaan terbesar untuk sahabatnya adalah Liora, meski ia tahu sebenarnya Aldo dulunya bersama Liora yang masa depannya cerah, sementara Aldo? Saya pun tertarik ketika bercerita tentang ambisi, Arlin yang seorang anggota klub basket rela meningglkan klubnya dan bermain piano sebagai sesuatu yang dinilainya adalah ambisinya. (HyuAnnA)

0 komentar