Benarkah Makan Telur dan Ayam Dapat Mencerdaskan dan Menyehatkan?

Saban hari, di atas sebuah angkot yang juga dipadati anak sekolah berseragam putih merah saya tanpa sengaja mendengar celetukan salah seorang dari mereka yang berjumlah empat orang. Ia berkata dengan riang kepada kawannya, “wah besok ada acara Maulid di masjid dekat rumahku. Makan telur lagi, makan ayam lagi yeeeeeey!” Kemudian disusul tawa yang membahana di ruang angkot yang gerah.


Telur ayam yang cocok dikonsumsi untuk sarapan
Ingatan itu membuat saya berpikir apakah sejarang itu mereka mengonsumsi telur dan ayam? Sampai begitu girang dengan perayaan Maulid yang diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Sebuah perayaan yang erat dengan telur hias, ketan, dan ayam bakar. Padahal tanpa sadar sebenarnya olahan telur dan ayam dapat dengan mudah kita jumpai pada makanan yang dijajakan di outlet belanja dan rumah makan. Sebut saja yang paling populer seperti martabak, omelet, soto, sandwich, dan roller egg. Kita pun bisa membuatnya di rumah karena telur bisa dengan mudah diperoleh.

Soto ayam; salah satu olahan telur dan ayam
Populernya olahan telur dan ayam tidak lantas membuat semua orang mau mengonsumsi telur dan ayam sebagai penghilang rasa lapar. Bukan karena tidak suka, namun sebagian besar orang dewasa khawatir bahwa mengonsumsi telur dan ayam dapat meningkatkan kolesterol dan membahayakan jantung. Padahal sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa makan satu telur per hari tidak ada kaitannya dengan peningkatan resiko penyakit jantung. Kesimpulan yang sama juga diperoleh dari sebuah penelitian yang mulai dilakukan sejak 2003 terhadap 115.000 orang dewasa selama 14 tahun di Inggris.  

Di lain sisi, terdapat kasus di mana beberapa anak menolak mengonsumsi telur padahal mereka sama sekali tidak memiliki riwayat alergi telur. Masalah memilih-milih makanan memang kerap terjadi pada anak-anak. Contohnya adik sepupu saya yang sekarang duduk di bangku kelas 3 SD. Saya bisa mengetahui pola makannya saat ia menginap di rumah saya sewaktu libur sekolah. Menjelang jam makan, ia akan keluar rumah dan pulang dengan sekantong kerupuk di tangan.

Sejak kecil nafsu makannya memang rendah. Ia hanya mau menyantap kerupuk, mi instan dan makanan cepat saji yang kita ketahui sangat lekat dengan kandungan MSG yang tinggi. Makanan-makanan yang diolah di rumah hampir tidak pernah ia sentuh dengan alasan tidak suka. Sangat berbeda dengan anak-anak pada umumnya, ia bahkan tidak menyukai telur dengan alasan tidak menyukai baunya. Pola makan anak seperti ini tentu mengundang kecemasan orang tua. Apalagi di usia pertumbuhan anak-anak sangat membutuhkan banyak nutrisi untuk perkembangan dan pertumbuhannya yang sumber terbesarnya diperoleh dari makanan.

Kebiasaan anak yang lebih senang mengonsumsi kerupuk dan mi instan sebagai makanan pokok tanpa disadari sangat merugikan anak-anak dan orang tua. Kerugian pertama adalah masalah biaya. Saat anak berbelanja dua buah kerupuk seharga Rp. 1.000 perbungkus atau satu mi instan seharga Rp. 2.500 perbungkus, harganya sebenarnya setara dengan satu butir telur ayam. Jadi bisa dibayangkan jika anak-anak jajan lima sampai sepuluh bungkus kerupuk per hari ada berapa banyak telur yang sebenarnya bisa dibeli?

Perbandingan kandungan gizi kerupuk, mi instan dan telur
Padahal berdasarkan tabel, kandungan gizi yang terdapat di dalam telur jika dibandingkan dengan kerupuk dan mi instan sangat jauh berbeda. Kita bisa mencermati bersama bagaimana kerupuk tidak lebih bergizi dan tidak mengenyangkan dibandingkan  mi instan dan telur. Tersebab kerupuk memang diproduksi hanya sebagai cemilan bukan termasuk makanan pokok.

Sementara mi instan yang mengandung lebih banyak kalori dan vitamin yang terdapat dalam bumbu mi, tetapi sumber energi ini hanya memberi efek mengenyangkan yang bersifat sementara. Berbeda dengan telur yang sering dijadikan sebagai lauk pendamping nasi sehingga sumber karbohidrat dapat diperoleh dari nasi. Tanpa nasi pun, telur bisa membuat kita lebih tahan lapar beberapa jam dibandingkan mi instan. Tidak percaya? Coba ingat-ingat lagi saat makan mi instan, berapa lama waktu yang dibutuhkan buat makan lagi?

Tabel perbandingan harga makanan protein hewani per gram protein

Masih rendahnya tingkat konsumsi telur dan ayam membersitkan tanya di benak kita. Sebab berdasarkan tabel jika dilihat dari harga per gram protein, maka telur adalah yang paling murah yakni hanya Rp. 144/gram lebih murah dibanding harga protein tempe Rp. 181/gram. Padahal kandungan asam-asam amino esensialdalam protein telur dapat menyehatkan dan mencerdaskan kita.

Hari Ayam dan Telur Nasional pertama kali dicetuskan pada saat Festival Ayam dan Telur 2011 di Jakarta oleh Menteri Pertanian, Dr. Ir Suswono MA yang kemudian diperingati setiap tanggal 15 Oktober. Sementara Hari Telur Internasional (World Egg Day) diperingati setiap pekan kedua di bulan Oktober. Tahun ini bertepatan dengan tanggal 13 Oktober 2017.

Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional telah diakui secara internasional sejak 2016 atas ide dari Pinsar Indonesia (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia) dan didukung oleh asosiasi-asosiasi peternakan dan kesehatan hewan. Tahun 2017 HATN dan WED akan diadakan di Lombok, NTB yang akan mengusung tema “Ayam dan Telur Makanan Kita Semua.” Hal ini untuk menyebarkan antusiasme dan semangat bahwa telur dan ayam adalah makanan yang dapat dikonsumsi semua kalangan sebab harganya terjangkau dan memiliki gizi yang kompleks. 

Sebagai sumber protein yang tinggi telur menawarkan banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Saat kita mengonsumsi makanan yang tergolong superfood ini, kita akan memeroleh manfaat yang tidak terduga sebagai berikut:

1.     Kaya akan protein
Telur terkenal akan proteinnya yang melimpah di mana segala manfaat protein seperti membangun jaringan tubuh. Ada 9 jenis asam amino yang akan diperoleh oleh tubuh.

2.     Tingginya kandungan Kolesterol dalam telur tidak akan  menaikkan kolesterol dalam darah
Telur mengandung kolesterol sebanyak 212 mg, lebih dari setengah yang disarankan secara normal untuk dikonsumsi, 300 mg. Namun, kandungan kolesterol dalam makanan tidak akan serta merta membuat lemak darah meningkat. Sebanyak 70% responden yang disurvey telah membuktikan bahwa makan telur tidak membuat lemak dalam darah mereka naik.  

3.     Menurunkan resiko penyakit jantung, stroke dan beberapa jenis kanker
Makan telur bisa meningkatkan kolesterol baik (High Density Lipoprotein) di dalam tubuh kita. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa orang yang makan dua sampai enam telur per hari selama sepekan menaikkan 10% kadar HDL di dalam tubuhnya. Selain itu, kandungan omega-3 pada telur yang induknya dirawat dan diberi nutrisi akan mengurangi kandungan trigliserida dalam darah yang juga dapat mengurangi potensi penyakit jantung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makan 5 telur yang kaya omega-3 dapat menurunkan 16-18% trigliserida dalam darah.

4.     Memenuhi kebutuhan akan Kolin
Kolin adalah nutrien yang tidak banyak diketahui oleh orang padahal sangat penting dalam membangun membran sel dan menghasilkan sinyal molekul ke otak. Sebuah survei menunjukkan 90% orang Amerika mendapat sedikit sekali asupan Kolin dari yang seharusnya. Kamu yakin gak sudah mendapat cukup asupan Kolin?

5.     Menekan resiko penyakit jantung dengan mengubah bentuk  kolesterol jahat
Orang-orang dengan bentuk partikel kolesterol yang kecil dan padat lebih rentan terserang penyakit jantung dibanding orang yang memiliki banyak partikel kolesterol jahat yang besar. Nah, dengan makan telur bisa mengubah bentuk kolesterol jahat menjadi partikel besar.

6.     Mencegah penyakit mata
Telur mengandung antioksidan; Lutein dan Zeaxanthin yang sangat berperan penting bagi kesehatan mata serta dapat mencegah penyakit degenerasi dan katarak terutama pada orang berusia lanjut.

7.     Menyehatkan dan mencerahkan kulit
Kandungan asam amino pada telur dapat membantu mengatasi terjadinya iritasi yang muncul pada kulit saat alergi atau kena debu.  Putih telur dapat dijadikan masker wajah untuk mengencangkan dan memutihkan kulit. Selain itu putih telur juga bisa membuat rambut menjadi sehat dengan mengusapkannya seperti hair tonic.

8.     Diet sehat, makan telur aja!
Sebagai makanan yang tinggi protein telur bisa membuat orang yang mengonsumsinya merasa kenyang. Hal ini tentu menguntungkan bagi yang ingin diet. Seperti perempuan-perempuan yang mengganti sarapan roti dengan olahan telur, mereka mengaku mengalami penurunan berat badan yang signifikan selama 8 pekan. Diet sehat? Makan telur aja!

Manfaat dagiug ayam bagi kesehatan
Nah, sudah jelas kan bahwa telur dan ayam mengandung gizi penting yang dibutuhkan tubuh kita. Jadi, apalagi yang membuat kita ogah makan telur dan ayam setelah mengetahui manfaatnya dan harganya yang terjangkau? Mari sama-sama memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga dengan mengonsumsi telur dan ayam serta memperhatikan keseimbangan gizi agar bisa tetap sehat dan cerdas.***

Referensi:

http://pinsarindonesia.com/bahan-lomba-menulis-artikel-hari-ayam-dan-telur-nasional-hatn-2017dan-hari-telur-sedunia-2017/
https://fatsecret.co.id/kalori-gizi/cheetos/jagung-bakar/1-bungkus
http://www.organisasi.org/1970/01/nilai-kandungan-gizi-pada-mi-instan-indomie-supermi-sarimi-kare-pop-mie-mie-sedap-dll
https://www.today.com/health/it-ok-eat-eggs-every-day-t72841
https://naturalon.com/12-reasons-why-you-should-eat-eggs-daily-5-is-almost-unbelievable/view-all/

2 komentar

  1. Berarti orang tua memang harus mengenalkan anak dengan makanan sehat sejak dini. Hehehe, saya masih belajar menghindari junkfood. Biar nanti kalau sudah berkeluarga lebih gampang mengontrolnya.Eaaa.

    BalasHapus
  2. Waktu kecil dulu saya tidak suka makan kuning telur tetapi setelah dijejali mitos bahwa kuning telur itu bergisi karena jadi daging sementara putih telur tidak bermanfaat karena bakalan jadi bulu ayam hahaha, akhirnya saya makan kuning telur.

    BalasHapus