Kabar dari Sea Games sampai Kejuaraan Dunia di Glasgow

Stadium Bukit Jalil Malaysia bergemuruh sore hari itu. Beberapa penonton terlihat berdiri sambil mengedepankan kameranya hendak merekam momen yang mengharukan itu. Empat tim dari  Singapura, Thailand, Malaysia, dan Indonesia berdiri di atas podium juara. Beberapa dari penonton yang merupakan orang Indonesia bersorak bahagia. Pantaslah ekspresi itu sebab sepuluh pemain bulu tangkis putra Indonesia yang berdiri di atas podium paling tinggi berhasil mengalungi emas. Simfoni Indonesia Raya dialunkan menyebar kesan hikmad ke penjuru stadium.

Tiga pemain yang di turunkan di nomor berbeda sukses menyumbang poin yang mengukuhkan gelar juara kepada tim putra Indonesia. Sejak awal aku sudah yakin bahwa tim putra akan melenggang ke final dan berpeluang meraih emas sekalipun bertemu tim putra Malaysia di babak penentu itu. Perjuangan Ihsan Maulana menjadi aksi heroic penutup yang membanggakan nama Negara.

Namun, mari kemudian lepas dari euforia kegembiraan karena Sea games belum juga usai. Masih banyak emas yang ingin ditargetkan. Masih ada pertarungan tim individu di cabang bulu tangkis di mana Indonesia menargetkan sedikitnya meraih tiga gelar. Target tetaplah jadi fokus utama tapi sekali lagi perjuangan di lapanganlah yang akan berbicara. Tim Individu Indonesia gagal menyumbang pencapaian maksimalnya. Emas hanya tersumbang dua saja.

Sea games 2017juga mengisahkan kabar duka dari pemain bulu tangkis Indonesia. Di tim putri Indonesia pasangan ganda putri Indonesia Ni ketut Mahadewi dan Rosyita Eka Putri Sari boleh dibilang memperlihatkan aksi yang mengerikan. Baru saja memulai babak dengan smash dari Rosyita, namun nahas aksi yang tidak sempurna itu membuat sendi lutut kaki kirinya terkilir. Jelas terlihat seperti satu kaki meja yang kemudian roboh mendadak karena tak sanggup menopang permukaan meja. Ngeri sekali. Tim lawan yang kala itu adalah Malaysia menang WO.

Kejadian serupa dialami pula ganda campuran Indonesia Gloria Wijaya/Edi Subaktiar. Baru saja mengawal dengan poin di tangan, Edi terkapar di lapangan. Kejadiannya persis dengan cedera Rosyita. Ketidaksempurnaan saat smash mengakibatkan kaki kirinya terkilir. Sakit sekali sepertinya hingga Edi tak kuasa menahan air mata dan meritih kesakitan. Pasangan lawan menang WO.

Setelah gemuruh tepukan dan kekecewaan yang diraup dari lapangan sea games ada berita bahagia yang datang dari tanah Eropa. Kejuaraan dunia bulu tangkis yang diadakan di Glasgow Skotlandia menghantarkan gelombang kebahagiaan lewat dua pasangan pemain campuran dan ganda putra Indonesia. Duo Syar’I berhasil membuat rekor baru setelah Ahsan lepas dari Hendra Setiawan dan berpasangan dengan Rian Agung. Pencapaian sebagai runner-up BWC adalah yang pertama dan tertinggi setelah akhir-akhir ini menuai protes dan kritikan dari fans karena belum juga mengukir prestasi akhirnyaa membuat kejutan. Bagaimana tidak, sampai di final mereka sudah berjuang keras mengalahkan pasangan top 10 dunia termasuk LYC/LJH.

Duo syar’i…. tetaplah istiqomah di lapangan… mencuri perhatian penonton asing yang mempertanyakan mengapa harus jongkok ketika minum dan tidak mau berjabat tangan dengan wasit wanita. A very good moslem attitude. Btw, semoga prestasi makin membaik, mungkin memang butuh pemanasan dulu dan menguatkan chemistry tapi jangan lama-lama yah… Indonesia suka gak sabaran menunggu emas.



Di nomor ganda campuran Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad kembali menghadiahkan kemenangan kepada Indonesia dibulan Agustus yang dirayakan sebagai peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Dua kali sudah mereka menghadiahkan prestasi kepada Indonesia di bulan Agustus setelah tahun lalu berhasil menyabet emas di perhelatan akbar Olympic Games Brazil. Selamat! Semoga bisa hattrick di Asian Games yah…





Setelah mengalahkan pasangan nomor satu dunia kala itu, Liliyana Natsir makin diakui dan disebut sebagai legend. BWC kali itu adalah yang kelima kalinya di final, gelar yang ketiga dan bagi Owi adalah gelar yang kedua. Semoga raihan itu bisa menguatkan bibit muda dan tim pelapis Indonesia lainnya untuk berlatih lebih giat untuk prestasi yang lebih baik. Duh, kan sayang banget kalau prestasi Indonesia berhenti seiring pensiunnya pemain andalan.

*Bukan analisis bulu tangkis, hanya seorang penggemar bulu tangkis yang senang menikmati pertandingan bulu tangkis. Mendukung tim Indonesia dari depan layar. Menulis sebisanya untuk mengenang momen terbaik.

Gambar: badmintonphoto, badmintalk, bulutangkisri

0 komentar